Friday 5 February 2016

Info for All Sobat Warga Karang Taruna Aceh Tenggara...
Insya Allah dalam waktu dekat akan dilaksanakan Temu Karya Karang Taruna di Kabupaten Aceh Tenggara.
Temu Karya akan melahirkan Pengurus Kabupaten, dan Pengurus Kabupaten secepatnya akan melahirkan Pengurus Kecamatan hingga Pengurus KT Desa di masing-masing desa dlm Kabupaten Aceh Tenggara......

Keanggotaan Karang Taruna menganut sistem Stelsel Pasif yg berarti "seluruh anggota masyarakat yang berusia 13 tahun sampai 45 tahun dalam lingkungan desa merupakan warga Karang Taruna"

Tuesday 2 February 2016

Kata-kata Bijak

"Give me 1000 parents so They will pull Semeru mountain until the roots. But if you give me 10 teenagers, so They will shake the world".

Artinya :
Berikan aku 1000 orang tua, jadi Mereka akan mencabut gunung semeru hingga akarnya. Tapi, jika kamu memberi aku 10 pemuda, maka mereka akan mengguncangkan dunia.
 (Presiden RI Ir. H. Soekarno)

Visi dan Misi Karang Taruna Indonesia


V I S I

"Karang Taruna merupakan wadah pembinaan dan pengembangan kreatifitas generasi muda yang berkelanjutan untuk menjalin persaudaraan dan rasa kebersamaan menjadi mitra organiasasi lembaga, baik kepemudaan ataupun pemerintah dalam pengembangan kreatifitas serta kemampuan dibidang Kesejahteraan Sosial baik untuk masyarakat dilingkungan sekitar ataupun diwilayah lain".


M I S I

  1. Meningkatkan SDM demi masa depan yang lebik baik melalui bidang masyarakat dan menjalin kerjasama dengan instansi pemerintah ataupun pihak lain, melalui pengembangan kelumpok usaha bersama;
  2. Terwujudnya kesejahtaraan sosial yang semakin meningkat bagi warga Desa  pada umumnya dan khususnya generasi muda yang memungkinkan pelaksanaan fungsi sosialnya sebagai manusia pembangunan yang mempu mengatasi masalah sosial dilingkungannya;
  3. Melestarikan kesenian daerah serta pengembangan minat untuk berolahraga;
  4. Meningkatkan peran pemuda dan perempuan serta memberikan kesadaran pentingnya perlindungan hukum terhadap hak perempuan sebagai anak atau remaja, sebagai istri dan sebagai ibu rumah tangga melalui sosialisasi pembangunan pemberdayaan perempuan yang melibatkan anggota karang taruna;
  5. Terwujudnya pemuda pemudi yang bertaqwa kepada Tuhan YME, penuh perhatian dan peka terhadap masalah dengan daya tahan fisik dan mental yang kuat, tegas dan teguh pendirian serta mampu berkreasi dan berkarya, jujur, sederhana sebagai acuan dimasyarakat;
  6. Turut berpartisispasi dalam upaya peningkatan derajat kesehatan melalui perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta malakukan upaya antisipasif dalam rangka menjaga dan melestarikan lingkungan hidup.

Para Pemuda-Pemudi Indonesia Harus Mampu Menjawab Era MEA 2015

KBRN, Tanjung Pinang : Tantangan para pemuda-pemudi Indonesia d itengah gegap gempita Hari Sumpah Pemuda (HSP) ke-87 tahun 2015, di era saat ini adalah sukses menjawab tuntutan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

Menteri pemuda dan Ilahraga Imam Nahrawi melihat kayanya demografi Indonesia dibandingkan negara negara lain, harusnya mampu dikembangkan dan diunggulkan oleh para pemuda-pemudi dalam menghadapi tantangan MEA, kedepannya.

"Negara kita yang tercinta ini sedang mendapatkan bonus yang tidak semua negara dapatkan. Indonesia mendapatkan bonus demografi dimana penduduk dengan umur produktif sangat besar sementara usia muda semakin kecil dan usia lanjut belum banyak. Hal ini akan memberikan keuntungan bagi kita, terutama untuk mempersiapkan strategi menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)," pesan Menpora Imam Nahrawi saat memimpin upacara puncak peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-87 di Halaman Gedung Daerah Tanjungpinang, Rabu (28/10/2015).

Sumpah Pemuda

SOEMPAH PEMOEDA

Pertama :
KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA

Kedua :
KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA


Ketiga :
KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA

Djakarta, 28 Oktober 1928

Kata-kata Mutiara Hati

“Jika manusia kehilangan sahabatnya, dia akan melihat sekitarnya dan akan melihat sahabat-sahabatnya datang dan menghiburnya. Akan tetapi apabila hati manusia kehilangan kedamaiannya, dimanakah dia akan menemukannya, bagaimanakah dia akan bisa memperolehnya kembali?” 
(Kahlil Gibran)